Selasa, 26 Juli 2011

Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Sumber Daya Alam Dengan Metode Problem Solving Pada Kelas IV MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda tahun pela

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode Problem Solving. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi.
Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang memegang peran signifikan untuk mengembangkan kebudayaan adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Tujuan utama pembelajaran IPS di SD adalah menanamkan kesadaran akan posisi individu, baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai anggota komunitas. Pembelajaran ini bersifat strategis. Artinya, keberhasilan pembelajaran IPS di SD akan mengantarkan siswa pada situasi sadar budaya. Mereka diharapkan memiliki kesadaran bahwa dirinya tidak bisa hidup terpisah dari jaringan kehidupan sosial-budaya yang lebih luas. Oleh karena itu, mereka juga harus memiliki kepribadian yang terpuji. Untuk mencapai hal itu, materi pembelajaran sudah seharusnya dikembangkan berdasarkan berbagai potensi yang tersedia di sekitar kehidupan mereka.
Mata pelajaran IPS di sekolah dasar sebagai salah satu mata pelajaran yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkan pengetahuan, kesadaran, dan sikap sebagai warga negara yang bertanggung jawab, menuntut pengelolaan pembelajaran secara dinamis dengan mendekatkan siswa kepada realitas objektif kehidupannya. Dengan adanya tersebut perlu dilakukan agar proses berlangsungnya pembelajaran IPS di SD tidak hanya sebatas bersifat tekstual, yakni sebatas pada hal-hal yang sudahdituliskan dalam buku-buku pelajaran yang selama ini telah disediakan. Pembelajaran harus juga dilakukan secara Problem Solving agar fungsi strategis pelajaran ini dapat terpenuhi.
Strategi pembelajaran IPS harus dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di samping harus bertumpu pada pengalaman indera menuju terbentuknya pengalaman kesimpulan yang logis. Dengan menerapkan metode Problem Solving , maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di pendidikan dasar dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Seperti yang telah diutarakan di atas pada saat pembelajaran IPS disebutkan bahwa fungsi metode mengajar dalam keseluruhan system pengajaran adalah sebagaimana alat untuk mencapai tujuan pengajaran.
Berdasarkan pengamatan awal penulis pada Kelas IV MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda tahun pelajaran 2010/2011 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPS terdapat 65 % siswa memiliki nilai di bawah standar KKM yang dimiliki oleh MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda tahun yaitu 65 untuk mata pelajaran IPS
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti penggunaan metode Problem Solving sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan menetapkan judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Sumber Daya Alam Dengan Metode Problem Solving Pada Kelas IV MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda tahun pelajaran 2010/2011 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS pokok bahasan Sumber daya alam pada siswa Kelas IV MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda ?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS pokok bahasan Sumber daya alam melalui metode Problem Solving pada Kelas IV MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda
D. Manfaat penelitian
1) Bagi siswa: Menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dan menganggap IPS adalah pelajaran yang menyenangkan
2) Bagi guru: menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran IPS dengan melaksanakan metode Problem Solving.
3) Bagi sekolah: sebagai sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah lainnya dalam rangka perbaikan proses pembelajaran IPS.
4) Bagi Orang tua :menambah wawasan dalam dunia pendidikan
5) Bagi peneliti : sebagai sumbangan pemikiran untuk kemajuan pendidikan ke depan

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar IPS
Menurut Nana Sudjana (2005: 3) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (1989: 38-40) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses berfikir ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi (Suharsimi Arikunto, 2003: 114-115). Keenam jenjang tersebut adalah: (1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri. (3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. (4) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut. (5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian- bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur. (6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada (Anas Sudijono, 2005: 50- 52).
Pada pendidikan formal, semua bidang studi dan bidang pendidikan harus memanfaatkan dasar mental yang ada pada tiap anak untuk meningatkan kemampuan mentalnya kearah kematangan dan kedewasaan dalam arti seluas- luasnya. Oleh karena itu penyelenggara pendidikan dan pengajaran harus dilaksakan secara teratur, terarah, dan terencana sesuai dengan pengembangan dasar dan kemampuan mental anak, agar tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai secara maksimal (Nursid Sumaatmadja, 2001: 2).
Dalam kegiatan belajar mengajar setiap guru selalu berusaha melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran secara efektif disini dimaksudkan agar pembelajaran tersebut dapat membawa hasil atau berhasil guna, dan kegiatan pembelajaran secara efisien dimaksudkan agar pembelajaran tersebut dapat berdaya guna atau tepat guna baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
a. Hakikat IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari (social studies). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Nursid Sumaatmajda (1984: 10) diartikan sebagai “ilmu yang mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat, mempelajari gejala dan masalah sosial yang terjadi dari bagian kehidupan tersebut”. Artinya Ilmu Pengetahuan Sosial diartikan sebagai kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial serta untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan. Di dalam program sekolah, Ilmu Pengetahuan Sosial dikoordinasikan sebagai bahasan sistematis serta berasal dari beberapa disiplin ilmu antara lain: Antropologi, Arkeologi, Geografi, Ekonomi, Geografi, Ekonomi, Sejarah, Hukum, Filsafat, Ilmu Politik, Psikologi Agama, Sosiologi, dan juga mencakup materi yang sesuai dari Humaniora, matematika serta Ilmu Alam.
Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPS merupakan studi terintregasi tentang kehidupan sosial dari bahan realita kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
Dengan demikian IPS memiliki peranan yang sangat penting yaitu untuk mendidik siswa guna mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang bangga dan cinta terhadap tanah airnya.


b. Hakikat pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik maupun sosial. Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ataupun pengetahuan sosial bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial, yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Saidihardjo, 2005: 109).
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Pendidikan Ilmu Sosial merupakan suatu program pendidikan pada siswa untuk mengenal dunia sosial yang ada di sekitar ligkungannya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (BSNP, 2006: 159).
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lilngkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2006: 159).
c. Penilaian hasil belajar IPS
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada criteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 3).
B. Sumber Daya Alam
1. Pengertian Sumber daya alam
Sumber daya alam ialah sumber kekayaan yang ada di bumi , baik biotik (benda hidup) maupun juga dengan abiotik (benda mati) dan bisa serta dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan manusia serta kesejahteraan manusia, misalnya seperti tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya Matahari, dan mikroba (jasad renik).
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan dengan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, Sumber daya alam dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1) sumber daya alam yang bisa diperbaharui (renewable), seperti hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut dengan diperbaharui karena semua itu dapat melakukan reproduksi serta memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2) sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable),atau disebut juga dengan pelestarian alam yang bisa habis misalnya kayak minyak tanah, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
3) sumber daya alam yang tidak habis, misalnya itu kayak udara, Matahari, energi pasang-surut, dan energi laut
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, Sumber daya alam dapat dibagi menjadi beberapa macam saja yaitu seperti sebagai berikut.
1) sumber daya alam materi merupakan Pelestarian alam yang gunanya dapat dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, dan rosela.
2) sumber daya alam energi merupakan Pelestarian alam yang gunanya dapat dimanfaatkan energinya. Misalnya, batu bara, minyak bumi, gas Bumi, air terjun, sinar Matahari, energi pasang-surut laut, dan kincir angin.
sumber daya alam ruang merupakan Pelestarian alam yang ada di dalam ruang atau tempat hidup, misalnya kayak area tanah (daratan), lautan dan angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya Sumber daya alam itu ternyata dapat jauga dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.
1) sumber daya alam nonhayati (abiotik) disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya: bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2) sumber daya alam hayati (biotik) merupakan. sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
2. Penyebaran Sumber Daya Alam
Sumber daya alam bahan Bahan Galian
1) Minyak Bumi terdapat didaerah : P. Jawa : Cepu,Cirebon,dan Wonokromo, P. Sumatra : Palembang( Sungai Gerong dan Sungai Plaju) dan Jambi(Dumai), P. Kalimantan : P. Tarakan, P. Banyu,Kutai, dan Balikpapan, P. Irian : Sorong
2) Gas Alam Gas Alam Cair : di Arun dan Badak
3) Batu Bara di daerah : Sumatra Barat : Ombilin dekat Sawahlunto(Batu bara muda),Sumatra Selatan : Pale mbang ( Batu Bara muda yang sudah menjadi antrasit karen pengaruh magma), P. Kalimantan : Kalimatan Barat, Tengah, Timur, Selatan, Pulau laut/sebuku Jambi, Riau, Aceh, dan Papua (Irian Jaya)
4) Tanah Liat terdapat di daerah Dataran rendah : P. Jawa dan P. Sumatra
5) Kaolin terbentuk dari dari pelapukan batu-batuan granit pegunungan Sumatra
6) Gamping(Batu Kapur/Semen) terbentuk dari pelapukan sarang binatang karang terdapat di Pegunungan Seribu Kendeng
7) Pasir Kuarsa terbentuk dari pelapukan batu-batuan yang hanyut lalu mengendap didaerah sekitar sungai,pantai dan danau Aceh,Bangka Belitung, dan Bengkulu
8) Pasir Besi batuan pasir yang banyak mengandung zat besinya terdapat di pantai Cilacap Jawa Tengah
9) Marmer/Batu Pualam batu kapur yang telah berubah bentuk dan rupanya setelah digosok dan dilicinkan sehingga menjadi batuan yang sangat indah terdapat di trenggalek,Jawa Timur,Bayat,Jawa Tengah
10) Batu aji/akik batuan atau mineral yang cukup keras di Pegunungan dan dialiran sungai
11) Bauksit terdapat P. Bintan dan Riau Timah terdapat di Bangka Belitung, Singkep,Bangkinang,Riau daratan
12) Nikel Danau metana, Danau Towuti dan Kolaka(Sulawesi Selatan)
13) Tembaga Tirtomoyo dan wonogiri (Jawa Tengah), Muara Sipeng(Sulawesi), Tembagapura(Papua)
14) Emas dan Perak terdapat di Tembagapura (Papua), Batu Hijau (Nusa Tenggara Barat), Tasikmalaya dan Jampang(Jawa Barat), Simau (Bengkulu), Logos(Riau), Meulaboh (Nangroe Aceh Darussalam)
15) Belerang terdapat di daerah Gunung Talaga Bodas(Garut) dan di Kawah Gunung Berapi di Dieng(Jawa Tengah)
16) Mangan terdapat di daerah : Kliripan (Yogyakarta), P. Doi(Halmahera) dan Karang Nunggal(Selatan Tasilmalaya)
17) Fosfat terdapat di daerah Cirebon,Gunung Ijen dan Banyumas
18) Besi terdapat di daerah Wates,Kulon Progo,Cilacap,lampung,padang
19) Mika terdapat di daerah : P. Paleng, Kepulauan Binggai(Sulawesi Tengah)
20) Intan terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan
21)Hasil tambang lainnya (1)Asbes : Halmahera,Maluku,Jawa Timur (2) Grafit : Payakumbuh, Danau Singkarak,Sumatra barat (3) Wolfram : P. Singkep(Kep Riau) (4) Platina (emas putih) : Pegunungan verbeek,Kalimantan
3. Manfaat Sumber Daya Alam

a. Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Kegiatan Ekonomi
Semua sumber daya alam bermanfaat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup
dinamakan kegiatan ekonomi. Manusia melakukan berbagai jenis usaha dalam memanfaatkan sumber daya alam. Sumber daya alam ada yang dapat dimanfaatkan atau dikonsumsi secara langsung. Namun ada pula sumber daya alam yang harus diolah terlebih dahulu. Maka dilakukanlah
usaha pengolahan atau produksi. Seperti usaha mengolah sawah dan kebun, usaha kerajinan dan industri. Selain itu agar sumber daya alam dan
hasil pengolahannya dapat tersebar di berbagai tempat dilakukan upaya distribusi. Usaha ini dinamakan usaha perdagangan. Untuk lebih lengkapnya tentang bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam, marilah kita ikuti penjelasan berikut:
b. Bentuk Kegiatan Ekonomi
Bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam antara lain:
1). Pertanian
Usaha pertanian merupakan bentuk usaha mengolah tanah dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman. Bentuk usaha pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni sawah, tegal dan ladang.
a ) Sawah
Sawah merupakan bentuk pertanian pada lahan basah. Hasil utama pertanian pada lahan basah adalah padi. Negara kita termasuk negara penghasil beras, bahkan pernah mengekspor beras. Namun sebaliknya sekarang kita justru mengim-por beras dari luar negeri. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan yang terus meningkat serta hasil pertanian yang menurun. Tahukah kamu mengapa hasil pertanian kita menurun? Antara lain adalah karena sistem pengolahan yang belum modern dan semakin sempitnya lahan untuk pemukiman dan pabrik. Sebab lain adalah banyaknya penduduk desa yang memilih pergi mengadu nasib di kota daripada menjadi petani di desa.
b) Tegal
Tegal merupakan bentuk pertanian pada lahan kering. Tegal tidak terlalu membutuhkan air. Biasanya hanya mengandalkan air hujan. Hasil pertanian tegal antara lain tebu, nanas, jagung, ubi dan singkong. Tebu merupakan bahan baku pembuatan gula. Sedangkan singkong merupakan bahan baku pembuatan tepung tapioka.
c) Ladang
Ladang merupakan bentuk pertanian yang dibuat dengan membuka hutan. Hutan ditebang dan dibakar, kemudian ditanami. Ladang ada yang dibuat berpindah-pindah. Ladang seperti ini jika dibuat dalam area yang luas dapat menyebabkan kerusakan hutan. Hasil ladang antara lain singkong, gandum dan sayuran.
2). Perkebunan
Perkebunan dapat dibedakan menjadi dua yakni perkebunan di dataran rendah dan perkebunan di dataran tinggi. Di atas sudah disebutkan contoh hasil perke-bunan. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia. Selain itu dalam hal rempah-rempah, sejak dahulu Indonesia terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Contoh rempah-rempah adalah lada dan pala. Dapatkah kamu menyebutkan contoh rempah rempah yang lain?
3). Perikanan
Bentuk usaha perikanan dibedakan menjadi dua, yakni perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut merupakan bentuk usaha menangkap ikan di laut. Hasil perikanan laut antara lain bandeng, tongkol, cumi-cumi, bawal dan udang. Wilayah negara kita dua pertiganya adalah laut. Laut di negara kita kaya akan ikan. Namun banyak diantaranya ditangkap oleh nelayan ilegal dari luar negeri. Hal ini disebabkan kurangnya sistem pengamanan yang kesulitan menangani luasnya wilayah laut di negara kita.
Perikanan darat merupakan bentuk perikanan dengan menangkap atau memelihara ikan selain di laut. Misalnya di sungai, empang atau kolam
dan di aquarium. Hasil perikanan darat antara lain mujaer, mas, koi dan lele. Hasil perikanan darat selain untuk kebutuhan pangan juga digunakan
untuk hiasan. Banyak ikan yang karena bentuknya yang indah dipelihara orang sebagai ikan hias. Contohnya adalah louhan, arwana dan mas koi. Harga ikan-ikan hias ini bisa mencapai jutaan rupiah.
4). Peternakan
Usaha peternakan merupakan usaha memelihara hewan untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual. Usaha peternakan di Indonesia masih banyak yang menggunakan cara-cara tradisional. Berdasarkan hewan yang diternakkan, usaha peternakan dibedakan menjadi tiga, yaitu: Ternak hewan besar, Hewan yang termasuk hewan ternak besar antara lain sapi, kuda dan kerbau.Ternak hewan kecil Hewan yang termasuk hewan ternak kecil antara lain kambing, kelinci dan babi. Ternak hewan unggas Hewan yang termasuk unggas antara lain ayam, itik dan angsa. Hasil dari usaha peternakan antara lain daging, telur dan susu.
5) Kerajinan
Kerajian merupakan usaha membuat suatu barang dengan ketrampilan tertentu. Orang yang melakukan usaha kerajinan disebut perajin. Banyak bahan-bahan yang sebelumnya tidak begitu berguna jika berada di tangan yang terampil berubah menjadi barang yang lebih berguna dan menarik.
Bahan-bahan yang sering digunakan antara lain daun pandan, bambu, tanah liat, batu dan barang-barang bekas. Hasil kerajinan antara lain gerabah, tikar, tas dan barang-barang bernilai seni seperti patung dan souvenir.
6) Perdagangan
Usaha perdagangan merupakan usaha mengambil keuntungan dari menjual barang. Para pedagang mendapat keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli. Usaha perda-gangan meliputi perdagangan bahan mentah dan barang jadi. Pedagang ada yang membuka usahanya di pasar, di pinggir jalan, di depan rumah atau dengan berkeliling. Saat ini ada pula perdagangan yang dilakukan tanpa bertatap muka. Pedagang dan pembeli tidak bertemu secara langsung. Sebagai contoh adalah perdagangan lewat internet. Bagaimana cara melakukannya? Perdagangan lewat internet, transaksi jual beli dilakukan di internet. Barang dan uang didapatkan melalui pengiriman. Namun perdagangan seperti ini harus hati-hati sebab sangat rawan penipuan.
7) Perindustrian
Perindustrian merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Usaha perindustrian ada yang dilakukan dalam skala kecil, sedang dan besar. Industri besar biasanya dilakukan dengan membuat pabrik. Hasil industri antara lain kain, makanan instan, minuman
kaleng, gula, kabel, ban dan sebagainya. Ada pula industri yang disebut insdustri berat. Industri berat menghasilkan barang-barang seperti galangan
kapal, pesawat dan lokomotif kereta api.
8). Jasa
Jasa merupakan bentuk usaha ekonomi yang memberikan pelayanan baik tenaga, pikiran maupun keahlian tertentu. Contohnya antara lain tukang becak, sopir, guru, dokter, dan kuli bangunan. Usaha di bidang jasa baik secara langsung maupun tidak juga dipengaruhi sumber daya alam di suatu daerah. Seperti sopir truk, adakalanya dibutuhkan untuk mengangkut sumber daya alam dari desa ke kota untuk dijual.
9). Pertambangan
Pertambangan merupakan usaha ekonomi yang mengambil sumber daya alam dari dalam perut bumi. Usaha pertambangan ada yang dilakukan
dengan peralatan sederhana. Contohnya adalah penambang pasir. Namun banyak usaha pertambangan yang harus dilakukan dengan peralatan berat dan canggih. Misalnya pertambangan minyak bumi, batu bara, bijih besi dan emas. Negara kita merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi. Minyak bumi berasal dari makhuk hidup yang mati jutaan tahun yang lalu. Untuk mendapatkan minyak bumi harus dilakukan pengeboran ke dalam bumi. Setelah itu akan diperoleh minyak yang masih mentah yang bercampur dengan lumpur. Setelah dilakukan penyulingan barulah didapatkan minyak bumi.
4. Pengaruh Kondisi Alam Terhadap Kegiatan Ekonomi
Bentuk alam beserta sumber daya alam yang terdapat di dalamnya bepengaruh terhadap mata pencaharian masyarakat. Misalnya desa yang berupa dataran rendah yang tanahnya subur pada umumnya penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Mereka menanam padi dan tanaman pangan lainnya. Penduduk yang tinggal di pegunungan biasanya berkebun tanaman keras ataupun sayuran. Sedangkan penduduk yang tinggal di daerah pantai maka kebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan. Kadangkala para nelayan juga memiliki pekerjaan sampingan bercocok tanam di area pertanian di dekat pantai.
Penduduk yang tinggal di wilayah yang memiliki sumber bahan tambang, kebanyakan juga terlibat di proyek penambangan. Seperti masyarakat di daerah Martapura yang terdapat sumber bahan tambang emas. Banyak masyarakat di sana yang bekerja di penambangan dan atau menjadi pendulang emas. Mendulang emas artinya mencari emas dengan memilah-milahnya dari pasir dan air dengan alat pendulang.


C. Metode Problem Solving
1. Pengertian Metode Problem Solving
Metode problem solving atau sering juga disebut dengan nama Metode Pemecahan Masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang seseorang untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi- relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri yang khas daripada suatu kegiatan intelegensi.
Metode ini mengembangkan kemampuan berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi problema, mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun suatu hipotesa, mencari hubungan (data) yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim disebut cara berfikir ilmiah. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu telah diikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan dianalisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir semacam itu benar- benar dapat dikembangkan dengan menggunakan Metode Pemecahan Masalah (Jusuf Djajadisastra, 1982: 19- 20).
Problem Solving is very important but problem solvers often misunderstand it. This report proposes the definition of problems. Terminology for Problem Solving and useful Problem Solving patterns. We should define what is the problem as the first step of Problem Solving. Yet problem solvers often forget this first step. Further, we should recognize common terminology such as purpose, situation, problem, cause, solvable cause, issue, and solution. Even Consultants, who should be professional problem solvers, are often confused with the terminology of Problem Solving. For example, some consultants may think of issues as problems, or some of them think of problems as causes. But issues must be the proposal to solve problems and problems should be negative expressions while issues should be a positive expression (Shibata, 1998: 1).

Kurang lebih artinya: pemecahan masalah sangat penting namun pemecahan masalah sering salah paham akan hal itu. Uraian ini menunjukkan pengertian masalah, terminologi dari pemecahan masalah dan bentuk- bentuk pemecahan masalah yang berguna. Kita sebaiknya mendefinisikan apa permasalahannya sebagai langkah awal dari pemecahan masalah. Namun, pemecahan masalah sering melupakan langkah awal ini. Selanjutnya, kita sebaiknya mengakui terminologi umum seperti tujuan, situasi, masalah, penyebab, penyebab yang bisa dipecahkan, persoalan, dan solusi. Bahkan, konsultan- konsultan yang seharusnya menjadi pemecah permasalahan yang mahir sering kebingungan dengan terminologi pemecahan masalah. Misalnya, beberapa konsultan kemungkinan berpikiran mengenai persoalan sebagai masalah atau sebagian dari mereka menganggap masalah- masalah sebagai penyebab. Namun persoalan harusnya merupakan rujukan untuk memecahkan masalah- masalah dan masalah- masalah seharusnya ekspresi negatif sedangkan persoalan- persoalan seharusnya merupakan ekspresi positif (Shibata, 1998: 1).
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode- metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
2. Langkah –langkah Metode Problem Solving
Langkah- langkah metode ini antara lain:
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku- buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain- lain.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti, demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.
5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah yang ada (Nana Sudjana, 1989: 85-86).
Penyelesaian masalah dalam metode problem solving ini dilakukan melalui kelompok. Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk diselesaikan secara kelompok. Masalah yang dipilih hendaknya mempunyai sifat conflict issue atau kontroversial, masalahnya dianggap penting (important), urgen dan dapat diselesaikan (solutionable) oleh siswa (Gulo, 2002: 116).
3. Tujuan utama dari penggunaan metode Problem Solving
Tujuan utama dari penggunaan metode Pemecahan Masalah adalah:
a. Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebab-akibat dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid dalam cara-cara mendekati dan cara-cara mengambil langkah-langkah apabila akan memecahkan suatu masalah.
b. Memberikan kepada murid pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai/bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya didalam masyarakat.
Suatu masalah dapat dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki dua pengertian yang dapat ditafsirkan berbeda-beda.
b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan yang akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks.
c. Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya pengalaman murid.
d. Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi murid. Masalah yang dipecahkan tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus sesuai dengan kapasitas pola pikir murid.
e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau, problema itu diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari lingkungan sekitar dimana murid itu berada (Jusuf Djajadisastra, 1982: 20-21).
Problem solving melatih siswa terlatih mencari informasi dan mengecek silang validitas informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem solving melatih siswa berfikir kritis dan metode ini melatih siswa memecahkan dilema (Omi Kartawidjaya, 1988: 42). Sehingga dengan menerapkan metode problem solving ini siswa menjadi lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang akan dihadapi pada kehidupan nyata/ di luar lingkungan sekolah.
Untuk mendukung strategi belajar mengajar dengan menggunakan metode problem solving ini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks di sekolah, tetapi juga di ambil dari sumber-sumber lingkungan seperti peristiwa-peristiwa kemasyarakatan atau peristiwa dalam lingkungan sekolah (Gulo, 2002: 114). Tujuannya agar memudahkan siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sebenarnya dan siswa memperoleh pengalaman tentang penyelesaian masalah sehingga dapat diterapkan di kehidupan nyata.
4. Keuntungan dan Kelemahan metode Problem Solving
Kebaikan atau keuntungan dalam penerapan metode problem solving:
a. Mendidik murid untuk berfikir secara sistematis.
b. Mendidik berfikir untuk mencari sebab-akibat.
c. Menjadi terbuka untuk berbagai pendapat dan mampu membuat pertimbangan untuk memilih satu ketetapan.
d. Mampu mencari berbagai cara jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah.
e. Tidak lekas putus asa jika menghadapi suatu masalah.
f. Belajar bertindak atas dasar suatu rencana yang matang.
g. Belajar bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkan dalam memecahkan suatu masalah.
h. Tidak merasa hanya bergantung pada pendapat guru saja.
i. Belajar menganalisa suatu persoalan dari berbagai segi.
j. Mendidik suatu sikap-hidup, bahwa setiap kesulitan ada jalan pemecahannya jika dihadapi dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan metode problem solving (pemecahan masalah):
a. Metode ini memerlukan waktu yang cukup jika diharapkan suatu hasil keputusan yang tepat. Padahal kita ketahui bahwa jam-jam pelajaran selalu terbatas.
b. Dalam satu jam atau dua jam pelajaran mungkin hanya satu atau dua masalah saja yang dapat dipecahkan, sehingga mungkin sekali bahan pelajaran akan tertinggal.
c. Metode ini baru akan berhasil bila digunakan pada kurikulum yang berpusat pada anak dengan pembangunan semesta, dan bukan dari kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran seperti pada kurikulum konvensional/tradisional.
d. Metode ini tidak dapat digunakan di kelas- kelas rendahan karena memerlukan kecakapan bersoal-jawab dan memikirkan sebab akibat sesuatu (Jusuf Djajadisastra, 1982: 26-27).
Beberapa saran dalam menggunakan metode ini sehingga kelemahan-kelemahan di atas bisa diatasi:
a. Perkenalkan kepada siswa beberapa masalah yang hampir sama.
b. Masalah yang diajukan harus cocok dengan tingkat kedewasaan serta tingkat keterampilan siswa.
c. Siswa harus melihat masalah itu sebagai sesuatu yang penting.
d. Bantulah siswa dalam mendefinisikan dan membatasi masalah yang akan dipelajari.
e. Teliti apakah bahan dari sumber cukup dan bisa didapatkan oleh siswa.
f. Berilah petunjuk dan pengarahan jika perlu tetapi jangan berlebih.
g. Bantulah siswa membuat kriteria sehingga evaluasi memadai (Omi Kartawidjada, 1988: 57-58).












BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Pokok bahasan yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah materi sumber daya alam pada kelas IV MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda semester II tahun pembelajaran 2010/2011
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester II Tahun pembelajaran 2010/2011. Tempat penelitian adalah MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa di MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah metode Problem Solving.
D. Prosedur Penelitian
Adapun rancangan (desain) PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2004:2), Pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) Pengamatan; (4) refleksi. Alur (langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut.








`








Sumber ( model Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2004:2)
Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan., maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat mengalami kemajuan.
Adapun rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Dengan catatan: Apabila siklus I berhasil sesuai kriteria yang diinginkan, maka tetap dilakukan siklus II untuk pemantapan, tetapi kalau siklus I tidak berhasil, maka dilakukan siklus II dengan cara menyederhanakan materi dan menambah media pembelajaran. Apabila pada siklus II belum terjadi peningkatan, maka siklus III harus dipersiapkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa.
Secara rinci prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada dasarnya disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada pola metode Problem Solving
c. Pengamatan
Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa terhadap pembelajaran Sumber daya alam dengan metode Problem Solving. Pelaksanaan pengamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut, tim UPT PPL UM menyatakan bahwa jenis instrumen yang diperlukan dalam penilaian belajar afektif dalam hal ini bisa berupa pengamatan, dokumentasi, atau kuesioner sikap. Langkah penyusunannya adalah dengan cara (1) menentukan aspek afektif yang akan dinilai, (2) menentukan instrumen yang akan digunakan, (3) mengidentifikasi ciri/indikator aspek afektif yang dapat diamati dan cukup mewakili indikator, (4) menyusun pedoman pengamatan, skala sikap, atau kuesioner yang berisi deskriptor dari suatu indikator, dan (5) menentukan skor/kategori yang dicapai siswa berdasarkan hasil pengamatan.Dalam hal ini penilaian terhadap aspek belajar pembiasaan yang pada umumnya berkait dengan aspek afektif dan psikomotor dapat dihidupkan dan digunakan untuk mengamati unjuk kerja siswa.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan.
2. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.
a. Perencanaan
Sebagai tindak lanjut siklus I, dalam siklus II dilakukan perbaikan. Penulis mencari kekurangan dan kelebihan pada pembelajaran membuat ringkasan wacana pada siklus I. Kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan pada siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki. Peneliti memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan siklus I. penulis juga menyiapkan pedoman wawancara, lembar observasi untuk mengetahui kemampuan siswa memahami Perpindahan dan perubahan energi listrik dengan metode Problem Solving
b. Pelaksanaan Tindakan
Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan Tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran
c. Pengamatan
Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I, meliputi: hasil tes dan nontes . Pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta kriteria seperti yang terdapat pada siklus I.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II dengan tujuan yang diharapkan dan apabila diperlukan untuk pemantapan dilanjutkan ke siklus III yang di lakukan hanya satu kali pertemuan .
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Dokumentasi nilai, adalah data berupa nilai ulangan harian IPS pada kompetensi dasar sebelumnya yang dijadikan sebagai nilai dasar untuk digunakan sebagai acuan hasil tes pada siklus I.
2. Tugas, nilai rata-rata hasil latihan soal dan tugas rumah yang diberikan guru sebagai latihan siswa.
3. Observasi, menggunakan tabel pedoman observasi untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Teknik tes, tes akhir siklus digunakan untuk mengetahui skor akhir siswa setiap siklusnya. Tes ini dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang diajarkan kepada siswa.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Berikut dijelaskan paparan kedua teknik tersebut.
1. Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil tes pembelajaran IPS pokok bahasan sumber daya alam dengan metode Problem Solving pada siklus I dan siklus II. Nilai hasil tiap-tiap tes dihitung jumlahnya dalam persentase dengan menggunakan rata-rata, prosentase dan diagram
a. Rata – rata
Rata – rata digunakan untuk mengetahui peningkatn hasil belajar siswa dengan menggunakn rata – rata skor hasil belajar masing – masing siklus. Adapun rumus mencari rata – rata adalah sebagai berikut.
(Sudjana 2005)
Keterangan :
: Nilai rata –rata hasil belajar siswa pada setiap siklus
: Jumlah nilai seluruh siswa
n : Banyaknya siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menganalisis data berupa nilai tugas dan nilai tes pada setiap siklus (tes formatif) menggunakan rumus, nilai rata – rata tugas setiap siklus dijumlahkan dengan dua kali nilai rata – rata tes hasil belajar (nilai tes formatif)
NA =
Keterangan :
Na = Nilai Akhir Setiap Siklus (Depdiknas, 2005 : 29)
NT = Nilai Tugas
NH = Nilai Test Akhir Siklus
Modifikasi Depdiknas 2005 : 29
b. Presentase
Persentasi digunakan untuk menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dengan menggunakan rumus:
Presentasi = %
Keterangan :
a. Selisih skor rata-rata prestasi siswa pada dua siklus
b. Skor rata-rata prestasi siswa pada siklus sebelummnya.
c. Diagram
Diagram digunakan untuk menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran Sumber daya alam .
2. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh siswa dari data nontes yaitu data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Adapun langkah penganalisisan data kualitatif adalah dengan menganalisis lembar observasi yang telah diisi saat pembelajaran.. Hasil analisis analisis tersebut untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui kelebihan, kekurangan pembelajaran dengan metode Problem Solving, dan untuk dasar mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa dalam menggunakan metode Problem Solving
3. Conclusion Data ( Kesimpulan )
Data yang telah di analisis kemudian dibuat suatu kesimpulan.
G. Indikator Peningkatan
Peningkatan nilai rata – rata akhir setiap siklus dari nilai rata–rata siklus sebelumnya setelah diterapkan penggunaan metode Problem Solving dapat dilihat pada kriteria hasil belajar berikut ini.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator yang menyatakan bahwa pembelajaran ini dinyatakan berhasil yaitu jika pembelajaran yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan skenario pembelajaran, hasil observasi dari pelaksanaan pembelajaran berkategori baik, dan rata-rata nilai akhir dari setiap siklusnya terjadi peningkatan sehingga persentase skor rata-rata siswa secara klasikal yang mencapai skor lebih dari atau sama dengan 65 adalah mencapai 85% hal ini sesuai dengan Standar Ketuntasan Minimum (SKM) MI Sullamul Ulum Loa Bakung Samarinda.








DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Beni,S.2008. Model Model Pembelajaran Kreatif.Bandung: Tinta Emas Publishing .

Depdiknas 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

Ismail, 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta Direktorat Pendidikan Nasional.

Purwanto . 2004. Psikologi Pendidikan . Bandung : Remaja Rosda Karya.
Soejadi 2000. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Karya.

Sujana 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rusda Karya.

Susilo, 2007.Penelitian Tindakan Kelas Yokyakarta: Pustaka book publisher
Tim Bina Karya Guru 2007 , IPS Terpadu Untuk SD Kelas IV, Jakarta : Erlangga

Beni,S.2008. Teknik Teknik Peniaian Keas .Bandung: Tinta Emas Publishing .


Trianto 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif . Jakarta : Kencana Pernada Media Group.

Uno Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.








Lampiran 1 RPP Siklus I Pertemuan I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
1. Identitas
Sekolah : SDN 008 Kota Bangun
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : IV/II

2. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten I kota dan provinsi
3. Kompetensi Dasar
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
4. Indikator
• menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam
• mengelompokan sumber daya alam berdasarkan jenisnya
5. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam
• Siswa dapat mengelompokan sumber daya alam berdasarkan jenisnya
6. Alokasi Waktu : 2 x35 menit
7. Materi Pokok
 Jenis-jenis sumber daya alam
8. Metode pembelajaran : Problem Solving
9. Langkah –langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
- Siswa diajak mengamati gambar pemandangan alam
• Kegiatan inti
- Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
o Menyebutkan apa saja sumber daya alam di daerahnya yang mendukung kegitan ekonomi di daerahnya dan melakukan Problem Solving dengan menggunakan media gambar atau poster
o Mengelompokkan sumber daya alam tersebut sesuai jenis-jenisnya
o melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
o memfasilitasi peserta didik melakukan Problem Solving atau praktek.
- Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
o memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
o memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
o memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran Problem Solving dan kolaboratif;
o memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
o memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
o memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
o memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
- Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
o Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
o Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
• Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
o Merangkum materi pelajaran yang telah diterimanya
10. Alat dan Sumber Bahan
 Alat Problem Solving : Gambar berbagai jenis sumber daya alam
 Sumber : Buku IPS kelas IV
Buku pendamping IPS yang relevan
11. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal
 Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah-nya
 Mengelompokkan sumber daya alam di daerahnya
Tertulis uraian jawaban singkat ­ Sebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah-nya
­ Tulislah tiga sumber daya alam yang dapat diperbarui!
­ Tulislah tiga sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui!



Samarinda 2011
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru IPS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar