Selasa, 26 Juli 2011

peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui latihan soal terbimbing pada pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan pada siswa kelas IV di SDN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam proses belajar mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari guru, bagaimana ia mampu membawa peserta didik untuk memahami materi yang di ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah faktor yang mutlak, masih terdapat faktor lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru, misalnya faktor minat, bakat, dan faktor lainnya.
Untuk menguasai matematika perlu adanya perhatian khusus dan latihan yang berulang-ulang secara rutin dan relatif lama, sehingga terjadi suatu kebiasaan dalam belajar (Kadilah, 1995).
Senada dengan pendapat di atas Gil (1994) menyatakan bahwa kebiasaan bukanlah bakat alamiah atau pembawaan dari lahir, tetapi setiap orang dapat membentuk kebiasaan dari lahir, tetapi setiap orang dapat membentuk kebiasaan, kebiasaan belajar merupakan perilaku yang di lakukan secara sengaja atau secara sadar selama waktu-waktu tertentu, karena selalu di ulang-ulang sepanjang waktu. Kebiasaan belajar yang baik merupakan faktor yang penting bagi keberhasilan siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Untuk meningkatkan pemahaman materi yang telah di sampaikan, maka perlu di adakan latihan-latihan soal yang pemecahannya perlu di bimbing dengan melibatkan siswa, karena dengan intensitas latihan soal yang berfrekuesi tinggi di harapkan siswa terampil dalam mengerjakan soal serta dapat mengembangkannya pada materi yang relevan.
Berdasarkan data dari guru mata pelajaran matematika di SDN 019 Muara Badak, nilai hasil ulangan matematika selama dua tahun terakhir pada materi kelipatan dan faktor bilangan, siswa yang memperoleh nilai diatas 60 tidak mencapai 60%, sehingga nilai siswa tergolong rendah,
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui latihan soal terbimbing pada materi kelipatan dan faktor bilangan di kelas IV semester 2 SDN 019 Muara Badak.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti membatasi masalah yaitu peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui latihan terbimbing pada pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan di kelas IV SDN 019 Muara Badak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui latihan soal terbimbing pada pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan pada siswa kelas IV di SDN 019 Muara Badak tahun pembelajaran 2010/2011.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Kelipatan dan faktor bilangan di kelas IV SDN 019 Muara Badak tahun pembelajaran 2010/2011 melalui latihan soal terbimbing.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Siswa: Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memotivasi siswa agar lebih aktif mengikuti pembelajaran dengan latihan terbimbing dan memberikan pemahaman siswa terutama pemahaman terhadap pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan.
2. Guru: Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk memperbaiki strategi pembelajaran dikelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pengajaran melalui latihan terbimbing pada pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan.
3. Sekolah: Bagi sekolah manfaatnya sebagai masukkan dalam rangka perbaikan pembelajaran disekolah itu sendiri pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Banyak teori belajar telah di kemukakan sebagai hasil penelitian. Pada dasarnya, semua teori sepakat bahwa belajar adalah kegiatan mental dalam diri siswa yang aktif. Soleh (1998) mengungkapkan bahwa: (a) secara alamiah, belajar adalah kegiatan mental yang aktif, terjadi secara individual, sehingga siswa harus aktif dalam mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan baru. (b) Untuk dapat belajar,siswa harus mengalami cukup banyak pengalaman yang sejenis, dan cukup waktu untuk mengasimilasi dan mengakomodasinya. (c) pembentukkan konsep terjadi di otak siswa, sehinnga melalui keterampilan bertanya dan penuturan siswa, guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep, dan (d) Keberhasilan pembentukan konsep pada jenjang permulaan sangat mempengaruhi keberhasilan konsep-konsep berikutnya, terutama konsep- konsep yang baru.
Hudojo (1990) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan yang terjadi adalah karena latihan atau pengalaman. Sehingga peneliti berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang mengharapkan perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan agar tercapai tujuan yang di inginkan.
Dengan demikian belajar merupakan kegiatan mental siswa yang aktif. Untuk dapat belajar, siswa harus mempunyai banyak pengalaman sejenis, dan cukup waktu untuk mengasimilasi dan mengakomodasinya karena konsep baru terbentuk berdasarkan konsep sebelumnya, sehingga pada diri siswa terjadi perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya latihan dan pengalaman.
B. Proses belajar mengajar matematika
Menurut fantona dalam winataputra dan Rosita (1997), bahwa proses belajar memusatkan tiga hal yaitu:
1) Bahwa proses belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku.
2) Bahwa perubahan itu harus merupakan buah pengalaman, dan
3) Bahwa perubahan itu terjadi pada prilaku individu yang mungkin.
Menurut Krismanto (2000), di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen, pendekatan dan berbagai metode pengajaran yang di kembangkan dalam proses belajar tersebut. Tujuan utama di selenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran, dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar, jadi proses belajar yang berlangsung tersebut adalah proses membelajarkan siswa. Jika guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang di kembangkannya, maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar. Usaha-usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai.
Proses belajar di pengaruhi kesiapan murid (siswa) yang di maksud kesiapan adalah kondisi individu yang memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran. Seorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran tersebut atau malah putus asa.
Prinsip kesiapan siswa dalam proses belajar menurut Winataputra dan Rosita (1997), adalah sebagai berikut:
1) Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang di berikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya.
2) Kesiapan untuk belajar harus di kaji bahan di duga. Hal ini mengandung arti bila seorang guru ingin mendapatkan gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.
3) Jika seorang individu kurang memiliki kesiapan untuk suatu tugas, kemudian tugas itu seyogianya di tunda sampai dapat di kembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapansiswa.
4) Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan tarap kesiapan, misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.
5) Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogyanya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, apektif dan psikomotor dari berbagai individu.
Dengan demikian proses belajar di pengaruhi oleh kesiapan siswa, ada hal lain yang harus di miliki oleh siswa yaitu siswa harus memili kemampuan didalam belajar. Kemampuan di dalam belajar matematika hendaknya di persiapkan setiap siswa untuk menerima apa yang di dapat dalam belajar.
Berdasarkan Depdikbud (1994), kemampuan siswa SD yang harus dimiliki didalam belajar (mempelajari) matematika adalah:
1) Agar siswa memiliki kemampuan yang dapat di alihgunakan melalui kegiatan matematika.
2) Agar siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.
3) Agar siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika Sekolah Dasar untuk dapat di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Agar siswa memiliki pandangan yang cukup dan memiliki sikap logis, kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar akan berjalan (berlangsung) apabila siswa telah siap dalam situasi belajar. Kemudian di dalam belajar di samping kesiapan belajar perlu juga di persiapkan kemampuan yang telah di miliki oleh siswa. Kegiatan belajar mengajar matematika di SD mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan pandangan tentang matematika.
C. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yakni hasil dan belajar. Antara hasil dan belajar memiliki arti yang berbeda. Hasil ialah wujud pencapaian dan suatu tujuan yang dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Hasil tak akan pernah didapat selama seseorang tidak melakukan suatu tindakan. Sedangkan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menuju suatu perubahan. Dengan demikian dapat dipahami makna hasil belajar merupakan wujud tujuan yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan pada diri individu dalam aktivitas kemandirian hidup. (Djamarah. 1994:1-5).
Hasil belajar menurut Hamalik (1994), adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menurut Mulyono (1999) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap dalam kegiatan yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional. Tujuan belajar ditetapkan terlebih dahulu ditetapkan guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (2002) hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana,1991:22)
Sudjana, (1991:56-57) Hasil yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:
a. Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsif pada diri siswa. Motivasi intrinsif adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dan dalam diri siswa itu sendiri, siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan siswa akan berjuang lebih keras lagi utuk memperbaikinya, sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang telah dicapainya.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya siswa tahu kemampuan dirinya dan percaya siapa punya potensi yang tak kalah dari orang lain apabila siswa berusaha sebagaimana harusnya. Siswa juga yakin tidak ada sesuatu yang tidak dapat dicapai bila siswa berusaha sesuai dengan kesanggupannya.
c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi diri siswa, seperti makan tahan lama dilihatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri serta dapat mengembangkan kreativitas.
d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif atau sikap yang apresiasif, serta ranah psikomotorik, ketrampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah afektifnya dan psikomotorik diperolehnya sebagai efek samping yang tidak dilaksanakan dalam pembelajaran.
e. Keterampilan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menerima hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dari usaha belajarnya. Siswa tahu dan sadar bahwa tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapaiannya tergantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya sendiri.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Arikunto (2002:26) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor psikologis dan jasmaniah. Yang dikategorikan faktor jasmaniah antara lain: kelelahan, motivasi. suasana hati dan kebiasaan belajar.
b. Faktor yang berasal dari luar individu (eksternal) dapat diklasifikasikan menjadi dua , yaitu faktor manusia dan manusia, seperti alam, hewan, dan lingkungan fisik.
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan dan dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun faktor yang berasal dari luar individu (eksternal).



D. Latihan soal terbimbing
1. Pengertian Latihan
Menurut Ruseffendi (1980), dalam matematika ada 2 macam latihan yaitu latihan hafal (Driil) dan latihan praktek. Keduanya berupa latihan yang tujuannya memperoleh jawaban yangata benar. Latihan hafal adalah kegiatan yang pada umumnya lisan dan hasilnya berkenaan dengan kemampuan seseoramg memberikan jawaban yang cepat tentang fakta. Latihan praktek adalah latihan sejumlah kegiatan, langkah dalam suatu kegiatan untuk sampai kepada jawaban yang benar.
Di dalam mengingat sejumlah kegiatan langkah dalam mencari jawaban yang benar atas soal yang di berikan, maka perlu bimbingan atau bantuan guru. Bimbingan atau bantuan akan di berikan, jika melihat kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal. Pada saat itu pula guru membantu memperbaikinya sampai tuntas bahkan jika perlu guru memberikan bantuan sepenuhnya hingga siswa dapat menyelesaikannya dengan benar dalam mengerjakan latihan soal-soal yang di berikan. Bantuan atau bimbingan di sini bukan berarti guru yang menyelesaikan soal, tetapi guru hanya berperan sebagai motivator untuk memberikan langkah-langkah penyelesaiannya, sedangkan prosedur soal sepenuhnya di lakukan oleh siswa.
2. Pengertian Bimbingan
Bimbingan menurut sukardi (1993), adalah proses pemberian bantuan yang di berikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan di sini tidak hanya di tujukan untuk satu orang saja, melainkan untuk banyak orang yang sedang mengalami kesulitan atau masalah. Masalah yang di hadapi oleh individu di sini boleh jadi merupakan masalah pula bagi orang lain. Oleh sebeb itu perlu di adekan suatu bimbingan sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah yang di hadapi.
Bimbingan menurut Winkel (1987), adalah sebagai pemberian bantuan kepada sesorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.
Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan seperti adanya proses bantuan, adanya masalah dan adanya tujuan yaitu untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan tersebut di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara psikis (kejiwaan) dari seseorang pembimbing kepada individu atau beberapa individu dalam mengatasi masalah yang di hadapi agar dapat mengenal dan memahami dirinya, dapat menyesuaikan dirinya, dapat bertanggung jawab atas keputusannya dan akhirnya dapat merasakan kebahagiaan hidupnya.
3. Pengertian Latihan Soal Terbimbing
Latihan soal terbimbing menurut Syarifuddin (1995), adalah soal latihan yang di berikan kepada siswa, dalam pelaksanaannya untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa mendapat bimbingan oleh guru.
Dalam penelitian ini bimbingan ini mencakup dua dimensi, yang pertama yaitu soal-soal di berikan tahapan-tahapan penyelesaiannya, dan yang kedua yaitu guru memberikan bimbingan kepada siswa baik secara klasikal maupun individual dalam menjawab soal-soal latihan yang di berikan.
E. Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan
Dalam konsep kelipatan dan faktor dipelajari pengertian dan menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan.
a. Kelipatan dan faktor suatu bilangan
1) Kelipatan suatu bilangan
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3,….)
Contoh 1
Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8,…
Contoh 2
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12,…
2) Faktor suatu bilangan
Faktor suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut, termasuk bilangan itu sendiri atau unsur dari suatu hasil perkalian.
Contoh : Faktor dari 6 adalah = 1, 2, 3, dan 6
b. Kelipatan dan Faktor persekutuan bilangan
1) Kelipatan persekutuan
Bilangan yang merupakan kelipatan dua bilangan atau lebih disebut kelipatan persekutuan dari bilangan tersebut.
Contoh 1
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3
Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26,…
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27,….
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, 24,…
Contoh 2
Kelipatan persekutuan dari 4, 6, dan 8
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56,…
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, …
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64,….
Kelipatan persekutuan dari 4, 6 dan 8 adalah 24, 48,….
2) Faktor persekutuan
Bilangan yang merupakan faktor dari dua bilangan atau lebih disebut faktor persekutuan.
Contoh:
12 buah jeruk dan 18 buah apel akan dimasukan kedalam keranjang dengan banyak setiap jenis buah tersebut adalah sama.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yaitu:
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor dari 18 = 1, 2, 3, 6, 9 dan 18
Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.
c. Bilangan Prima
1) Mengenal Bilangan Prima
Bilangan adalah suatu ide, sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau lambang, bilangan memberikan keterangan mengenai benyaknya anggota suatu himpunan. Untuk membedakan bilangan satu dengan yang lainnya diperlukan nama.
Perhatikan bilangan-bilangan berikut ini :
2 = 2 x 1 3 = 3 x 1 5 = 5 x 1
7 = 7 x 1 11 = 11 x 1
Dari perkalian-perkalian diatas terlihat bahwa bilangan 2, 3, 5, 7, dan 11 hanya memiliki dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Bilangan yang hanya mempunyai dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri disebut bilangan prima. Bilangan 1 tidak termasuk bilangan prima, karena hanya memiliki satu faktor, yaitu satu.
2) Menentukan faktor prima suatu bilangan dengan mengunakan pohon faktor.
Untuk menentukan faktor prima suatu bilangan dapat menggunakan pohon faktor yaitu dengan cara :
a. Bilangan yang akan dicari faktornya dibagi dengan bilangan prima.
b. Bila hasil pembagian tersebut masih bisa dibagi dengan bilangan prima, maka harus dibagi lagi sampai akhirnya berupa bilangan prima.




Contoh:






Gambar Pohon Faktor Bilangan Prima
30 = 2 x 3 x 5 24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
d. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkeci (KPK).
1) Menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan.
Untuk menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan langkah-langkahnya yaitu:
a) Mencari faktor dan kelipatan dari masing-masing bilangan
b) Mencari faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan, maka bilangan paling besar diantara faktor persekutuan merupakan FPB sedangkan bilangan yang paling kecil dari kelipatan persekutuan merupakan KPK dari dua bilangan tersebut.
Contoh:
Menentukan FPB 8 dan 12 dengan membagi benda pada suatu tempat yang jumlahnya sama.
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8
Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, 2, dan 4.
Jadi FPB dari 8 dan 12 adalah 4
Contoh menentukan KPK dari 8 dan 12
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48,….
Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48,…..
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48,….
Jadi KPK dari 8 dan 12 adalah 24
3) Menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima
Untuk menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima menggunakan langkah-langkah:
a) Setiap bilangan diuraikan menjadi perkalian faktor-faktor primanya.
b) KPK dapat ditentukan dari perkalian semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang sama pilihlah pangkatnya yang terbesar sedangkan FPB dapat ditentukan dari perkalian semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang sama pilihlah yang pangkatnya terkecil.








BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas. Harjodipuro (dalam Suhendra, 2008) menyatakan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan berfikir untuk mengubahnya.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.
Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut dilakukan secara sistematis, realistis, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “ aksinya” di depan kelas sehingga gurulah yang tahu kekurangan-kekurangan dan kelebihannya.
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu salah satunya yaitu pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan latihan terbimbing kepada siswa agar lebih terampil dalam menghadapi soal-soal serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, prosedur penelitian terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.
Alur dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:















Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
a. Analisis Masalah
Analisis permasalahan dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada untuk diidentifikasi dan mencari berbagai faktor penyebabnya sehingga nantinya dapat ditemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Rencana Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan adalah (1) membuat skenario pembelajaran, (2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) membuat lembar kerja siswa terbimbing, (4) membuat alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran, (5) membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas pada saat pembelajaran.
c. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap lanjutan dari tahap perencanaan adalah tahap pelaksanaan. Tahap ini menggambarkan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tahap pelaksanaan tindakan kelas dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran yang setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
d. Tahap observasi
Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan pembelajaran dengan model latihan soal terbimbing. Untuk mengobservasi hasil belajar siswa menggunakan lembar kerja siswa, tugas rumah (PR), dan soal tes akhir setiap siklusnya. Sedangkan untuk mengobservasi guru dan siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran, dilakukan oleh guru matematika pada kelas tersebut dengan menggunakan lembar observasi.
e. Analisis Data
Semua data diperiksa kemudian dianalisis untuk dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Hasil analisis data disajikan secara kualitatif deskriptif dan dalam aspek tertentu disajikan secara kuantitatif.
f. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, guru dan peneliti melakukan diskusi mengenai hasil perubahan yang telah diperoleh dengan melihat nilai akhir siklus dan hasil observasi setiap siklus yang digunakan sebagai revisi dan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011. Tempat penelitian di SDN 019 Muara Badak yang berlokasi di Batu-batu Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 019 Muara Badak . Dalam penelitian ini kelas yang digunakan adalah satu kelas, yaitu kelas yang mempunyai rata-rata nilai matematika terendah dibanding kelas lainnya dilihat dari hasil ulangan matematika pada kompetensi dasar sebelumnya yaitu. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika melalui latihan soal terbimbing pada pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Dokumentasi nilai, adalah data berupa nilai ulangan harian matematika pada kompetensi dasar sebelumnya yang dijadikan sebagai nilai dasar untuk digunakan sebagai acuan hasil tes pada siklus I.
2. Tugas, nilai rata-rata hasil latihan soal dan dan tugas rumah yang diberikan guru sebagai latihan siswa.
3. Observasi, menggunakan tabel pedoman observasi untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Teknik tes, tes akhir siklus digunakan untuk mengetahui skor akhir siswa setiap siklusnya. Tes ini dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang diajarkan kepada siswa. Soal tes akhir siklus berbentuk uraian yang berjumlah 4 soal.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data disajikan secara deskriptif yang berarti hanya memaparkan data melalui lembar kegiatan, observasi, dan rata-rata skor akhir setiap siklus. Data yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data tersebut ke dalam bentuk yang sederhana.
Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penelitian, pemusatan perhatian data kasar yang muncul dari catatan yang tertulis dilapangan selama penelitian. Reduksi data juga merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan atau diverifikasi. Reduksi data dimaksudkan untuk mereduksi, memililih dan merangkum hal-hal yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian yang telah ditetapkan dari data yang diperoleh dilapangan melalui observasi selama pelaksananaan pembelajaran.
2. Penyajian data
Data yang diperoleh melalui observasi dan tes akhir siklus dipaparkan secara naratif, yaitu disajikan dalam bentuk tabel dan diberi keterangan berupa kalimat sederhana. Analisis data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif.
a. Rata-rata
Rata-rata digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yaitu rata-rata skor hasil belajar masing-masing siklus dengan rumus:
(Pramudjono, 2000:21)
Keterangan: = nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus
n = banyaknya siswa
= jumlah skor seluruh siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menganalisis data berupa skor tugas, skor latihan soal siswa dan skor tes akhir setiap siklusnya dengan rumus:
(Arikunto, 1992)
Keterangan: NA
P
Q
R = Nilai akhir setiap siklus
= Rata-rata skor tugas
= Rata-rata skor latihan soal
= Rata-rata skor tes akhir





b. Persentase
Persentase digunakan untuk menggambarkan besarnya peningkatan hasil belajar dari nilai dasar ke siklus I, siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III dengan mengunakan rumus:
Persentase = x 100% (Sudjana, 2002:50)
Keterangan: a = Selisih nilai rata-rata akhir siswa pada dua siklus.
b = Nilai rata-rata akhir siswa pada siklus sebelumnya
c. Grafik
Grafik digunakan untuk memvisualisasikan (menggambarkan) besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui latihan soal terbimbing.
3. Penarikan kesimpulan
Proses pengambilan kesimpulan dari tindakan yang dilakukan yaitu data-data yang telah dianalisis kemudian dibuat suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
F. Indikator Peningkatan
Indikator yang menyatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung selama penelitian berhasil meningkatkan hasil belajar matematika siswa, jika terjadi peningkatan nilai rata-rata akhir siswa setiap siklus dari nilai dasar setelah dilakukan latihan soal terbimbing, pedoman yang digunkan dalam menentukan nilai peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:




Tabel 3.1 Kriteria Nilai Peningkatan Hasil Belajar
Nilai Rata-rata Siswa
(Nilai Kuantitas) Kriteria
0 - 49
50 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 100 Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
(Sumber: Muhibinsyah, 1995)
Untuk mengetahui kriteria hasil suatu pembelajaran dikatakan baik atau tidaknya, yaitu dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar
Nilai Rata-rata Nilai Huruf Kriteria
80 N 100
70 N < 80
60 N < 70
50 N < 60
0 N < 50
A
B
C
D
E Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
(Sumber: Sudjana, 2002)
G. Indikator Keberhasilan
Indikator yang menyatakan bahwa pembelajaran ini dinyatakan berhasil yaitu jika pembelajaran yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan skenario pembelajaran, hasil observasi dari pelaksanaan pembelajaran berkategori baik, dan rata-rata nilai akhir dari setiap siklusnya terjadi peningkatan sehingga persentase skor rata-rata siswa secara klasikal yang mencapai skor lebih dari atau sama dengan 60 adalah mencapai 75% hal ini sesuai dengan Standar Ketuntasan Minimum (SKM) SDN 019 Muara Badak.


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pokok Bahasan
Jumlah Pertemuan : SDN 019 Muara Badak
: Matematika
: IV/I
: Faktor dan kelipatan
: 1 x Pertemuan
1. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah..
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.
3. Indikator
Mengenal faktor dan kelipatan suatu bilangan
4. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenal faktor dan kelipatan suatu bilangan
5. Materi Pelajaran
Faktor bilangan
Kelipatan bilangan .
6. Alokasi Waktu
Alokasi Waktu: 2 x 40 Menit.
7. Media Pembelajaran
1. Buku paket matematika untuk siswa SD kelas IV.
2. Lembar kegiatan siswa.

8. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran langsung
2. Pendekatan: Latihan terbimbing
3. Metode : Kombinasi metode ceramah, latihan, tugas dan tanya jawab.
9. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Pembagian LKS. Setiap siswa mendapatkan LKS berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
2) Penyampaian materi. Guru menyajikan materi singkat berdasarkan LKS yang telah dibagikan kepada siswa.
b. Elaborasi
1) Latihan. Guru mengarahkan kepada siswa untuk memahami materi yang ada di LKS kemudian menyelesaikan soal-soal yang ada.
2) Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan membimbingnya jika siswa mengalami kesulitan.
c. Konfirmasi.
1) Guru bersama-sama siswa membahas soal-soal yang dianggap sulit oleh siswa.
2) Guru memberikan tugas rumah untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
3. Penutup
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari secara bersama-sama, kemudian dilanjutkan dengan menutup pembelajaran.
10. Penilaian
Penilaian Kognitif : Soal-soal pada LKS.
11. Referensi
Sulardi. 2006. Pandai Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga..

Mengetahui
Kepala SDN 019 Muara Badak




Jemidin,S.Pd
Nip : 197108211992041001
Guru Kelas / Mata Pelajaran
Peneliti



Selamat
Nim : 05116395









Lembar Pengamatan Siswa dan Guru

Pokok Bahasan: Kelipatan dan Faktor
Kelas : IV
Pertemuan ke- :
No
Aspek Pengamatan Modus Keterangan
Observator
Aktifitas guru
a. Kemampuan memotivasi siswa
b. Kemampuan menyajikan materi
c. Pengelolaan kelas
d. Pembimbingan terhadap siswa
1:Sangat Kurang
2: Kurang
3: Cukup
4: Baik
5: Sangat Baik
2. Aktifitas Siswa
a. Perhatian siswa
b. Partisipasi siswa
c. Pemahaman siswa


Indikator Pedoman Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran
1. Aktifitas Guru
a. Penyajian Materi
Indikator yang digunakan dalam item:
1) Menyampaikan materi dengan tepat dan jelas.
2) Memberikan apersepsi sebelum masuk ke materi inti.
3) Materi disajikan secara terstruktur.
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Sangat baik : Jika 4 kriteria pada indikator terpenuhi
Baik : Jika 3 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Cukup : Jika 2 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Kurang : Jika 1 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Sangat kurang: Jika tidak ada kriteria pada indikator terpenuhi.

b. Kemampuan Memotivasi Siswa
Indikator yang digunakan dalam item:
1) Guru menyampaikan tujuan diajarkan.
2) Memberikan semangat dan motivasi selama pembelajaran berlangsung.
3) Mengarahkan kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri agar bisa.
4) Memberikan semangat selama pembelajaran.

Sangat baik : Jika 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Baik : Jika 3 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Cukup : Jika 2 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Kurang : Jika 1 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Sangat kurang: Jika tidak ada kriteria pada indikator terpenuhi.

c. Pembimbingan Terhadap Siswa
Indikator yang digunakan dalam item:
Sangat baik : Jika bimbingan diberikan merata kepada semua siswa.
Baik : Jika bimbingan diberikan hanya kepada siswa yang mengalami kesulitan.
Cukup : Jika bimbingan diberikan hanya kepada siswa yang kurang pandai.
Kurang : Jika bimbingan diberikan hanya kepada siswa yang pandai.
Sangat kurang : Jika guru tidak pernah memberikan bimbingan.
d. Pengelolaan Kelas
Indikator yang digunakan dalam item:
1) Mengelola tugas rutin kelas.
2) Mengkondisikan kelas untuk tertib selama proses pembelajaran.
3) Memastikan tidak ada siswa yang berjalan-jalan pada saat pembelajaran.
4) Mengajak siswa disiplin dalam mengumpulkan tugas.

Sangat baik : Jika 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Baik : Jika 3 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Cukup : Jika 2 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Kurang : Jika 1 dari 4 kriteria pada indikator terpenuhi.
Sangat kurang: Jika kriteria pada indikator yang terpenuhi.

(Wardhani, 1994)

2. Aktifitas Siswa
a. Perhatian Siswa
Indikator yang digunakan dalam item:
1) Mendengarkan guru selama materi disampaikan.
2) Mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru.
3) Mendengarkan arahan yang diberikan guru selama pembelajaran .
4) Mengerjakan soal sesuai dengan instruksi soal yang ada.

Sangat baik : Jika 4 kriteria terpenuhi.
Baik : Jika 3 dari 4 kriteria terpenuhi.
Cukup : Jika 2 dari 4 kriteria terpenuhi.
Kurang : Jika 1 dari 4 kriteria terpenuhi.
Sangat kurang: Jika tidak ada kriteria terpenuhi.
(Dimyati dan Mudjiono, 2002)

b. Partisipasi Siswa
Indikator yang digunakan dalam item:
1) Aktif dalam pembelajaran.
2) Bertanya apabila ada yang kurang jelas.
3) Rutin mengerjerjakan PR.
4) Menjawab soal-soal pada LKS dengan mandiri (tidak menyontek).

Sangat baik : Jika 4 kriteria terpenuhi.
Baik : Jika 3 dari 4 kriteria terpenuhi.
Cukup : Jika 2 dari 4 kriteria terpenuhi.
Kurang : Jika 1 dari 4 kriteria terpenuhi.
Sangat kurang: Jika tidak ada kriteria terpenuhi.

c. Pemahaman Siswa
Indikator yang digunakan dalam item:
1) Siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru.
2) Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru.
3) Siswa dapat menjawab soal-soal yang terdapat pada LKS.
4) Siswa paham dengan soal-soal yang dijadikan PR.

Sangat baik : Jika 4 kriteria terpenuhi.
Baik : Jika 3 dari 4 kriteria terpenuhi.
Cukup : Jika 2 dari 4 kriteria terpenuhi.
Kurang : Jika 1 dari 4 kriteria terpenuhi.
Sangat kurang: Jika tidak ada kriteria terpenuhi.
(Sudjana, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar